TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
A. Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang
terus-menerus membutuhkan pergerakan / aktivitas, sehingga dengan pergerakan
proses psikologis tubuh dapat berjalan dengan baik. Therapi aktivitas kelompok
(TAK) khususnya bermain dapat memberikan energi klien dan klien dapat
berinteraksi dengan lingkungannya.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan
ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi
persyaratan tertentu. Fokus terapi kelompok adalah: membuat sadar diri (self –
awareness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau
ketiganya.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi,
klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar
klien. Sosialisasi dalam pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal
(satu dan satu), kelompok dan massa .
Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
(Budi Anna
Keliat, Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok, Hal 16)
B. Tujuan
1.
Tujuan
Umum TAKS
Klien dapat
meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
2.
Tujuan
Khusus TAKS
Ø
Klien
mampu memperkenalkan diri
Ø
Klien
mampu berkenalan dengan anggota kelompok
Ø
Klien
mampu bercaka-cakap dengan anggota kelompok
Ø
Klien
mampu membicarakan dan menyampaikan topik pembicaraan
Ø
Klien
mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
Ø
Klien
mampu bekerja sama dalam sosialisasi kelompok
Ø
Klien
mampu menyampaika pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan
C. Indikasi
TAKS
Klien yang
mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan ganggu hubung sosial berikut:
Ø
Klien
menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
Ø
Klien
kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan stimulus
D. Landasan
Teoritis Keperawatan
1.
Pengertian
Isolasi sosial
adalah mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat. Contohnya: menarik diri.
2.
Faktor
Predisposisi / penyebab utama
Klien mengatakan bahwa hidupnya tidak
berarti lagi, minder, tidak mau bergaul dengan orang lain.
Faktor Presipitasi / faktor pencetus
Klien menarik diri dan malas untuk
melakukan aktivitas, malu bertemu orang lain sehingga ia tidak termotivasi
untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
(Gail Wiscarz Stuart, 1998, 345)
3.
Tanda
dan Gejala
Ø
Sering
menyendiri
Ø
Kontak
mata berkurang
Ø
Tidak
mau berbicara
Ø
Menghindari
kalau didekati
4. Penatalaksanaan
SP.I.P
1)
BHSP
2)
Mengidentifikasi
penyebab isolasi sosial pasien
3)
Berdiskusi
dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4)
Berdiskusi
dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
5)
Menganjurkan
pasien cara berkenalan dengan satu orang. Menganjurkan pasien memasukkan
kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
SP. II. P
1)
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian pasien
2)
Memberikan
kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain
3)
Membantu
pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian.
SP. III. P
1)
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian pasien
2)
Memberikan
kesempatan kepada dua orang atau lebih
3)
Menganjurkan
pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
E. Pengorganisasian
1.
Leader
Ø
Menyusun
rencana aktivitas kelompok
Ø
Mengarahkan
kelompok mencapai tujuan
Ø
Memimpin
jalannya terapi aktivitas dengan tertib
Ø
Memotivasi
anggota untuk aktif selama kegiatan terapi aktivitas kelompok
Ø
Menetralisir
masalah yang mungkin timbul pada pelaksanaan
2.
Co-leader
Ø
Membantu
leader mengorganisasikan anggota kelompok
Ø
Menyampaikan
informasi dari fasilitator ke leader atau sebaliknya
Ø
Mengingatkan
leader jika kegiatan menyimpang
3.
Fasilitator
Ø
Memfasilitasi
media dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok
Ø
Mengatur
jalannya aktivitas kelompok
Ø
Membantu
kelompok berperan aktif
Ø
Berperan
sebagai role model bagi klien selama proses aktivitas kelompok
Ø
Mengantisipasi
masalah yang akan terjadi
4.
Observer
Ø
Mengobservasi
respon klien
Ø
Mencatat
perilaku klien selama dinamika kelompok
Ø
Mencatat
semua proses yang terjadi dan melaporkannya
Leader:
Ø
Gita
Libranty Sianturi
Co-leader:
Ø
Rianita
Fransisca
Ø
Pelina
Observer:
Ø
Deliana
Larosa
Ø
Chandra
Sofiana
Fasilitator:
Ø
Faizah
Ø
Suci
Pitriana
Ø
Eva
Lestariana
Ø
Renhard
Ø
Derlina
Ø
Dame
Ø
Dian
Ø
Dewi
Ø
Dede
Larasati
Ø
Eva
Yolanda
Ø
Lidia
Ø
Leny
Ø
Cecilia
Ø
Lederman
F. Rancangan
TAK
No
|
Nama Pasien
|
Masalah Keperawatan
|
Jenis TAK
|
PJ
|
G. Jadwal
Pelaksanaan TAK
No
|
Hari/Tgl
|
Jam
|
Jenis TAK
|
Leader
|
Co-leader
|
Fasilitator
|
Observer
|
1
|
Gita
L
|
Rianita
Pelina
|
Faizah
Suci
Eva
L.
Reinhard
Derlina
Dame
Dian
Dewi
Dedek
L.
Eva
Y.
Lidia
Lidia
M
Lenny
Cecilia
Lederman
|
Deliana
Candra
|
H. Metode
1.
Dinamika
kelompok
2.
Diskusi
dan tanya jawab
3.
Bermain
peran / simulasi
I. Alat
Dan Bahan
1.
Tape
recorder
2.
Kaset
“ Marilah Kemari”
3.
Bola
tennis
4.
Buku
catatan dan pulpen
5.
Jadwal
kegiatan klien
J. Hasil
Pelaksanaan TAK
Tanggal/Jam
|
Jenis Tak
|
Nama Klien
|
Evaluasi %
|
TT
|
TAKS
Sesi 6 - 7
|
Langkah
kegiatan sesi 6 TAKS
Tujuan Umum:
Klien dapat meningkatkan hubungan
sosial dalam kelompok secara bertahap.
Tujuan Khusus:
Klien dapat bersosialisasi dengan
orang lain melalui permainan
Permainan kartu pada sesi 6 diganti
menjadi menyusun huruf menjadi sebuah kalimat.
1.
Persiapan
a.
Leader : Leader
menyuruh fasilitator supaya memilih yang kooperatif yang isolasi sosial menarik
diri.
b.
Setelah
pasien berkumpul
Leader : Baiklah
besok pagi jam 10.00 kita berkumpul di sini dalam rangka membuat kegiatan.
c.
Leader : Kontrak
telah kita buat pada pasien dan saya berharap supaya fasilitator mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan sebelum jam 10.00
2.
Orientasi
a.
Salam
terapeutik
Leader : Selamat pagi semuanya, kami perawat dari Akper
Depkes yang akan memimpin jalannya aktivitas kita ini sampai selesai. Semuanya
sudah memakai bed nama kan ?
b.
Evaluasi
validasi
Leader : Bagaimana perasaan ibu-ibu dan Bapak-bapak
hari ini? Bapak-bapak dan Ibu-ibu punya banyak teman kan
di ruangan dan sering bercakap-cakap sama temannya kan ?
c.
Kontrak
Leader : Baiklah Pak / Ibu kemaren kita kan sudah berjanji pagi
ini kita akan melakukan kegiatan berupa permainan. Adapun tujuan dari kegiatan
ini adalah klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok ini
dan mampu menyusun kata.
Leader : Adapun atran kegiatan yang akan kita lakukan
adalah:
Ø
Apabila
Bapak / Ibu mau meninggalkan ruangan ini misalnya mau ke kamar mandi, saya
berharap Bapak / Ibu mau minta izin kepada suster-suster yang ada di sini
Ø
Kegiatan
kita akan berlangsung selama ± 45 menit
3.
Tahap
kerja
Leader : Bapak-bapak, Ibu-ibu di sini kami menyediakan
huruf-huruf yang nantinya akan Bapak-bapak / Ibu-ibu susun menjadi sebuah kata
yang akan suster suruh. Kalau Bapak-bapak / Ibu-ibu belum mengerti minta
bantuan sama suster yang ada dalam kelompoknya. Dan suster harap kalian semua
jangan saling berebutan. Dan diharapkan masing-masing saling bekerja sama
karena siapa paling cepat dan benar akan dapat juara. Disamping kumpulan
huruf-huruf ada karton kosong. Di karton kosong tersebut Bapak-bapak / Ibu-ibu
menyusun hurufnya. Bapak-bapak / Ibu-ibu sudah mengerti kan ? Baiklah….. permainannya sekarang kita
mulai ya. (Berikan tepuk tangan)
4.
Tahap
terminasi
a.
Evaluasi
Leader : Bagaimana perasaan Bapak-bapak / Ibu-ibu
setelah melakukan kegiatan ini? Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak-bapak /
Ibu-ibu karena kegiatan kita pada hari berjalan dengan baik.
b.
Rencana
tindak lanjut
Leader : Baiklah Bapak-bapak / Ibu-ibu setelah kegiatan
ini saya harap Ibu-ibu / Bapak-bapak dapat saling bekerja sama dengan baik dan
kegiatan ini dapat dilakukan setiap harinya.
c.
Kontrak
yang akan datang
Leader : Sekarang kita akan mulai permainan kedua yaitu
Bapak-bapak / Ibu-ibu harus tahu apa manfaat dari permainan tadi.
Terapi
Aktivitas kelompok Sosial Sesi 7
Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan
sosial dalam kelompok secara bertahap.
Tujuan Khusus
Klien mampu menyampaikan pendapat
tentang manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan.
Setting
1.
Klien
dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2.
Ruangan
nyaman dan tenang
Alat
1.
Tape
recorder
2.
Kaset
“Marilah Kemari” (Titiek Puspa)
3.
Bola
tennis
4.
Buku
catatan dan pulpen
5.
Jadwal
kegiatan klien
Metode
1.
Dinamika
kelompok
2.
Diskusi
dan tanya jawab
Langkah kegiatan
1.
Persiapan
a. Leader : Leader
menyuruh fasilitator supaya memilih yang kooperatif yang isolasi sosial menarik
diri
b. Setelah pasien
berkumpul
Leader : Baiklah
besok pagi jam 10.00 kita berkumpul di sini dalam rangka membuat kegiatan.
c. Leader : Kontrak
telah kita buat pada pasien dan saya berharap supaya fasilitator mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan sbelum jam 10.00
2.
Orientasi
a.
Salam
terapeutik
Leader : Selamat pagi semuanya, kami perawat dari Akper
Depkes yang akan memimpin jalannya aktivitas kita ini sampai selesai semuanya
sudah memakai bed nama kan ?
b.
Evaluasi
/ validasi
Leader : Bagaimana
perasaan Ibu-ibu dan Bapak-bapak hari ini? Apakah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sudah
menjalankan kerja sama dengan yang lainnya?
c.
Kontrak
Leader : Baiklah
Pak, Ibu kemaren kita kan
sudah berjanji pagi ini kita akan melakukan kegiatan berupa permainan. Adapun
tujuan dari kegiatan ini adalah klien menyampaikan manfaat 6 kali pertemuan
TAKS
Leader : Adapun
aturan kegiatan yang akan kita lakukan adalah:
Ø
Apabila
Bapak / Ibu mau meninggalkan ruangan ini misalnya mau ke kamar mandi, saya
berharap Bapak / Ibu mau minta izin kepada suster-suster yang ada di sini.
Ø
Kegiatan
kita akan berlangsung selama ± 45 menit
3.
Tahap
kerja
Leader : Jadi,
Bapak-bapak, Ibu-biu setelah kita melakukan permainan ini, Bapak / Ibu tau
nggak manfaat dari kegiatan yang kita lakukan ini?
Coba satu orang,
siapa yang bisa menyebutkan manfaat dari kegiatan ini. Baiklah, jadi karena
Bapak-bapak /Ibu-ibu sudah tau manfaat dari kegiatan ini dan permainan ini
sudah berjalan dengan baik, maka kita berikan tepuk tangan untuk kita semua.
Sebelum
Bapak-bapak / Ibu-ibu masuk ruangan, di sini kami menyediakan snack, kepada
perawat kami persilahkan untuk membagikannya.
Komentar
Posting Komentar